Home » » WISATA: Menyusuri Kisah Baru Klinting di Rawa Pening

WISATA: Menyusuri Kisah Baru Klinting di Rawa Pening


Hai Sahabat DMY waktunya jalan-jalan di akir pekan kali ini. Setelah kemarin kita seru-seruan di Benteng Willem Ambarawa [Baca: Wisata Benteng Willem] bersama DMY kira-kira kali ini kita bakalan kemana ya?
Ya kali ini kita bakal seru-seruan naik perahu menikmati pesona bukit brawijaya dan juga keindahan panorama sepanjang Rawa Pening. Rawa Pening merupakan sebuah danau dengan luas sekitar 2.670 hektare dan terletak di daerah Ambarawa, tepatnya terdapat di antara jalan Raya Semarang – Salatiga. Rawa Pening terletak di cekungan terendah antara Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo dan Gunung Ungaran.

Konon Rawa pening dimulai dari sebuah mitos yang turun-temurun diwariskan menjadi sebuah kearifan lokal. Awal mula Rawa Pening dimulai dari Legenda Baru Klinting, yang dikisahkan sebagai anak kecil yang sakti, namun memiliki wajah yang buruk rupa sehingga menjadi bahan ejekan anak sebayanya. Hanya seorang Janda yang mau menerima keberadaan baru Klinting. Suatu saat Baru Klinting berpesan kepada Janda tersebut agar naik lesung “penumbuk padi” disaat mendengar kentongan. Kemudian Baru Klinting menjuju pelataran dan mengadakan sayembara, siapa yang bisa mencabut lidi yang ditancapkannya.
Tak satupun anak-anak yang bisa mencabut lidi yang ditancapkan Baru Klinting. Orang dewasa tak mau kalah juga, lalu satu persatu mencoba mencabut lidi tersebut, namun semuanya gagal. Akhirnya Baru Klinting yang mencabut lidi tersebut lalu setelah tercabut keluarlah semburan air yang semakin membesar. Usai mencabut lidi lalu Baru Klinting berlari sambil membunyikan kentongan dan akhirnya semua warga tenggelam dan hanya Janda tersebut yang selamat dengan naik lesung. Genangan airpun meluas dan menjadi sebuah danau yang jernih airnya yang disebut Rawa Pening. Hal inipun tak asing bagi Hendy DMY pasalnya cowok kelahiran 3 Januari ini memang berasal dari daerah tersebut.
"Sejak kecil Ayah biasa cerita Baruklinting ya terjadinya Rawa Pening dan katanya tanah yang menancap di lidi saat di cabut menjadi Gunung Kendali Sodo kurang tau artinya tapdi sodo itu kan lidi dalam bahasa jawa." ujarnya di sela-sela jalan-jalan DMY kali ini.

Keindahan rawa pening dapat kita nikmati pada saat pagi hari, karena Tempat Wisata Rawa Pening ini menawarkan keindahan danau tersebut. Loket dibuka pukul 8.30 sd 21.00 pada pagi hari anda dapat berekreasi bersama keluarga ditaman rawa pening. Anda juga dapat menyewa perahu yang telah disediakan di dermaga danau, berkeliling danau dan melihat banyaknya eceng gondok dan kehidupan nelayan dirawa pening tersebut.
"Woooowww Kerennn..." ucap cowok yang gemar makan sate ini. Doipun mengaku tak bosan meski sudah sering lihat Rawa Pening.
"Lewat doang sih kalau sampe blusukan kayak sekarang ya baru ini, oke ayok kita naik perahu.." imbuhnya sambil terus berjalan menuju tempat para nelayan.
Hendy DMY berada di atas perahu milik nelayan.

Saat ini Rawa Pening menjadi penopang beberapa aspek kehidupan dengan kelimpahan sumber daya alamnya. Sektor wisata, pertanian, pengelolaan energi hingga perikanan sepenuhnya tergantung kepada danau seluas 2.670ha. Dikelilingi perbukitan dan berlatar gunung seolah sebagai tandon air yang tak pernah kering. Sawah disekitar danau menjadi bukti, betapa berjasanya Rawa Pening dalam mendukung sektor wisata. Karamba apung dan banyaknya nelayan yang hilir mudik di sisi-sisi danau menunjukan adanya sumber kehidupan dikedalaman air, Di outlet Rawa Pening sudah dihadang sebuah bendungan yang mengubah energi potensial air menjadi listrik dengan turbin-turbin generatornya.
Photobucket
Rel yang menghubungkan antara Tuntang dan Ambarawa.
Danau dengan sejarah yang panjang, hingga ada bukti nyata kejayaan masa lalu. Disisi utara danau, hamparan besi berjajar kokoh terpancang. Rel kereta api yang menghubungkan Stasiun Ambarawa dengan Stasiun Tuntang membingkai sisi utara danau. Jikan anda beruntung maka bisa disaksikan Salah satu lokomotif dengan kode B 2503 buatan Maschinenfabriek Esslingen melintas dengan kepulan asap hitamnya. Lokomotif langaka hanya tinggal 3 yang masih tersisa di dunia yang saat ini selain di Swiss dan India. [Baca: Sensasi Naik Kereta Api Ambarawa]
Kurang lengkap rasanya jika tidak melirik flora dan fauna yang menghuni Rawa Pening. Salah satu flora yang menjadi buah simalakama bagai perairan Rawa Pening adalah Eceng Gondok (Eichornia crassipes). Eceng gondong dengan perkembangbiakan vegetatif menjadi ledakan disaat menutupi sebagian besar permukaan danau. Volume air dapat dengan mudah disedot kepermukaan lewat laju transpirasi yang 7kali lebih cepat oleh Eceng Gondok, selain itu penetrasi cahaya ke dalam danau juga terhambat. Disisi lain Eceng Gondok dimanfaatkan sebagai kerajinan, pupuk, dan tempat naungan ikan.
Nelayan mencari ikan dengan cara tradisional sehingga tidak merusak ekosistem air.

 "Sebenarnya jika disuatu tempat itu eceng gondoknya subur itu tanda kalau air tersebut tercemar tapi tetapi sebenarnya ia juga berperan dalam menangkap polutan logam berat juga mampu menyerap residu pestisida." ujar cowok yang punya kepedulian terhadap lingkungan ini.
Hendy DMY juga menjelaskan untuk mengatasi masalah ini doi melihat warga sekitar sudah mengolah eceng gondok dengan baik untuk kerajinan sayangnya warga belum maksimal padahal eceng gondok juga bisa dimanfaatkan menjadi bahan bakar biogas.
"Kalau dibiarkan mati begitu saja kan Rawa Pening bakal ngalamin pendangkalan karena eceng gondok yang mati turun kebawah." imbuh Mas Duta Wisata Kabupaten Semarang ini.
Usai melihat aktivitas nelayan di Rawa Pening, Hendy DMY pun menyempatkan diri untuk melihat eceng gondok yang di keringkan.
"Sahabat DMY ini nih yang nanti bakal dibuat kerajinan tapi harus dijemur dulu dan kata warga sini satu kilo hanya dihargai sekitar Rp.4.000,- dan biasanya dikerjakan oleh ibu-ibu." paparnya saat berada di Dusun Kelurahan, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.
Hendy DMY mengunjungi tempat penjemuran eceng gondok.

Untuk keseimbangan ekositem rawa, maka Flora lain seperti Salvinia (Salvinia natans), Kangkung (Ipomoea reptans), Azola, Hidrilia dan aneka tanaman air menjadi penghuni tetap rawa. Berbagai fauna, seperti Biawak (Varanus salvator), burung kuntul (Bubulus coromandus), Bulus (Cylemis amboinensis), dan beraneka macam ikan air tawar. Mata mungkin akan terpana dengan hilir mudik burung kuntul yang tak canggung melintas diatas perahu nelayan. Andaikata ditelusuri lebih dalam lagi maka beberapa spesies eksotis masih bisa ditemui di danau indah ini.

Foto: Iqbal Nugraha
Realitanya 19 anak sungai menjadi masukan air bagi Rawa Pening, dan hanya 1 sungai yang menjadi jalan keluar. Masuknya air yang menuju Rawa Pening bukanlah air sungai yang bersih, namun membawa material-material yang ikut larut dan terbawa arus sungai. Sungai-sungai yang menjadi masukan air Rawa Pening dimanfaatkan oleh masarakat yang tinggal disekitar sungai. Aktivitas rumah tangga hingga pertanian telah berkontribusi menyumbangkan material terlarut dalam perairan sungai yang selanjutnya terbawa arus menuju Rawa Pening. Limbah rumah tangga, seperti deterjen, kotoran, hingga sampah menjadi material yang ditemukan sepanjang sungai. Dari aktivitas pertanian juga memberikan sumbangsih terhadap bahan-bahan pencemar, seperti pestisida, limbah pertanian dan sisa pemupukan yang berlebihan.
Kini semua tergantung tangan manusia mau dibawa kemana aliran kelestarian Rawa Pening. Jika tindakan manusia layaknya mitos Baru Klinting yang tidak diterima penduduk dengan ramah dan selalu menyakiti alam dengan segala keberadaanya, niscaya lidi bencana akan tercabut dengan sendirinya. Akankah lidi konservasi ikut akan terus tertanam demi generasi mendatang, atau ramai-ramai dicabut dengan alasan perut dan ekonomi, ditangan kita lidi tersebut tertancap, niscaya dengan keramahan kita buat generasi mendatang agar tetap bisa menikmati pesona Baru Klinting. (MN/Dhanang/Bs)


Share this article :

0 comments:

Post a Comment

 
Support : FACEBOOK | TWITTER | INSTAGRAM
Copyright © 2008-2016. DMY OFFICIAL - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by DMY OFFICIAL
Proudly powered by Blogger