Sahabat DMY pernah nggak ngeliat acara reality show di mana bintang tamunya disuruh melakukan tantangan terus kamu mikir, “Yaelah gitu doang mah gue juga bisa.” Padahal belum tentu loh. Kadang sesuatu yang keliatannya gampang, pas coba dipraktekin sendiri itu sebenernya susah. Atau lo pasti pernah ngalamin punya temen yang selalu sok ngajarin pas lo main game, begitu dia sendiri disuruh nyoba, endingnya kalah juga. Ya itu juga bukti bahwa menilai itu lebih mudah dibanding melakukan.
Indonesia lagi disibukkan dengan pencarian korban dan puing dari pesawat Air Asia QZ8501. Pencarian dilakukan dari mana-mana, dari udara, permukaan laut, dan di bawah laut. Ada tim yang mantau permukaan laut dari atas helikopter. Mereka nerusin info yang mereka dapat dari pantauan ke tim di permukaan laut. Kalau lokasinya udah pasti, bakal ada tim dari Kopaska yang nyelam. Biasanya Basarnas ngasih konferensi pers untuk ngasih tau ke publik soal perkembangan pencarian hari itu. Nah, ada aja nih yang suka ngasih komentar nyinyir.
“Konferensi pers mulu! Kapan kerjanya??”
“Lelet banget kerjanya, kan masih banyak yang belum ketemu.”
“Alesan aja cuaca buruk, wong di sini aja cerah!”
“Kan udah dapet banyak bantuan, kenapa masih gini-gini aja?”
Gampang banget bagi kita untuk komentar kayak gitu. Padahal kita nggak tahu persis keadaan di sana gimana, kan? Kita juga nggak paham kendala kayak apa aja yang harus mereka hadapi. Ada tiga permasalahan utama yang dihadapi tim evakuasi.
1. Cuaca
Cuaca di komplek rumah kamu boleh aja cerah, tapi di laut Jawa sana cuacanya beda. Selama ini kita pikir cuaca buruk ya gitu, paling mendung dikit aja. Padahal cuaca buruk yang dimaksud itu kira-kira kayak gini...
Awan gelap menggelayut bagai Dementor...
Bayangin, dengan cuaca yang udah gelap gulita kayak gitu tim evakuasi akan tetap menyelam kalau emang masih bisa ditolerir dan kalau mereka nemuin titik terang soal lokasi puing atau jenazah. Nah, orang-orang yang nyinyir itu, paling disuruh nyemplung kali Ciliwung pas gerimis juga ogah kan?
2. Lokasi
Lokasi utama pencarian adalah laut karena udah jelas diketahui kalau pesawat nahas itu jatuh di laut Jawa. Nah, nyari di darat aja kadang susah, gimana di laut? Kalau cuaca nggak bersahabat, otomatis laut juga kena pengaruh. Gelombang dan arusnya jadi kencang dan pastinya bikin tim evakuasi harus bekerja lebih keras lagi. Yang lebih serem tuh arus bawah lautnya yang kenceng. Bisa menyeret penyelam kita dan membahayakan jiwa.
3. Geografis Laut Jawa
Kalau dibandingkan sama lautan lain, laut Jawa itu nggak terlalu dalam. Cuma sekitar 40 meter. Bahkan katanya kalau cuaca cerah, kamu bisa dengan mudah ngeliat apa aja yang ada di dalam laut cukup dari permukaan. Terus apa yang bikin sulit?
Dahulu kala di jaman es, area situ lebih tinggi dari permukaan laut dan berhutan. Setelah jadi laut, bagian dasarnya bukan batuan karang kayak laut lain. Bagian dasar laut Jawa itu lumpur dan endapan dari materi-materi organik bekas hutan dulu itu. Endapan dan lumpur ini yang bikin air jadi gampang keruh dan bikin jarak pandang para penyelam terbatas. Apalagi kalau dikombinasi sama cuaca buruk dan ombak. Kebayang kan, gimana sulitnya?
Kita emang udah dapat banyak bantuan dari negara-negara sahabat yang baik hati. Tapi dengan semua teknologi dan bantuan yang ada, kendala di atas ini pasti tetep jadi masalah utama. Jadi, sekarang udah kebayang kan gimana sulitnya kerjaan dari tim evakuasi? Semoga mereka tetap dikasih kesehatan untuk terus bisa bantu evakuasi. Bantu doa yuk, gaes. (MN/Diah Aryanti)
0 comments:
Post a Comment