Ukuran kuda mengalami penyusutan sejak zaman prasejarah.
Apabila melihat
fosil dinosaurus, kita dapat membayangkan bagaimana Bumi dulu pernah
dihuni oleh makhluk-makhluk bertubuh raksasa. Kira-kira tubuh manusia
(saat ini) hanya sebesar kaki dinosaurus tersebut. Tapi, apabila manusia
hidup di zaman yang sama dengan dinosaurus, bisa saja ukurannya sama
besar.
Perumpamaan ini mengacu pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Rose Secord dan teman-temannya. Para peneliti ini menemukan tubuh mamalia mengalami penyusutan akibat suhu Bumi yang memanas. Mereka membandingkan ukuran kuda saat ini dengan kuda di zaman prasejarah.
Kembali ke hari di saat mamalia pertama muncul di bumi, ukuran kuda saat itu diduga sama dengan ukuran kucing rumah saat ini. Pada era Eosen, saat suhu Bumi bertambah panas, tubuh mereka ditemukan sangat kecil. Namun, ketika suhu Bumi bertambah dingin, tubuh mereka bertambah besar. Bahkan berdasarkan aturan Bergmann, perubahan ini terjadi pada tige perempat mamalia Bumi.
Namun, perdebatan masih muncul, apakah perubahan ini terjadi karena pengaruh perubahan temperatur secara langsung ataukah dikarenakan akibat tidak langsung seperti ketersediaan makanan dan energi. Atas dasar iniliah Secord dan rekan-rekannya melakukan penelitian.
Sekitar 56 juta tahun yang lalu, suhu Bumi memanas selama fase Paleocene-Eocene Thermal Maximum, atau PETM. Saat itu jumlah karbon dioksida meningkat dan suhu Bumi meningkat secara merata sekitar 5 hingga 10 derajat Celsius. Perubahan ini berakibat langsung pada ukuran tubuh kuda yang menyusut. Sifrhippus Sandrae, hewan yang diperkirakan merupakan kuda pertama di Bumi, ukuran tubuhnya mengalami penyusutan sekitar 30 persen dalam kurun waktu 130,000 tahun.
Dikarenakan lingkungan menjadi lebih kering, dan kadar karbon dioksida meningkat (mempengaruhi tekanan atmosfer dan kandungan nutrisi dalam tumbuhan), Secord dan rekan-rekannya menganggap kenaikan suhu ini juga secara langsung menyebabkan ukuran tubuh Sifrhippus menyusut.
Hasil penelitian ini menjadi sangat menarik apabila dikaitkan dengan kondisi sekarang, saat suhu Bumi bertambah panas akibat pemanasan global. Apakah tubuh manusia, yang juga mamalia akan mengalami penyusutan?
Apabila terjadi, maka hal ini dapat dikaitkan dengan mimpi Malthusian, yang secara singkat menyatakan tubuh manusia yang lebih kecil dapat menyebabkan konsumsi makanan dan kebutuhan energi berkurang sehingga jumlah karbon dioksida juga berkurang yang selanjutnya akan menurunkan dampak dari pemanasan global.
Seandainya benar-benar terjadi, apakah ini akan menjadi dampak positif ataukah negatif, itu akan dikembalikan pada umat manusia. (PopSci) (MN/Ade Sulaeman)
Perumpamaan ini mengacu pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Rose Secord dan teman-temannya. Para peneliti ini menemukan tubuh mamalia mengalami penyusutan akibat suhu Bumi yang memanas. Mereka membandingkan ukuran kuda saat ini dengan kuda di zaman prasejarah.
Kembali ke hari di saat mamalia pertama muncul di bumi, ukuran kuda saat itu diduga sama dengan ukuran kucing rumah saat ini. Pada era Eosen, saat suhu Bumi bertambah panas, tubuh mereka ditemukan sangat kecil. Namun, ketika suhu Bumi bertambah dingin, tubuh mereka bertambah besar. Bahkan berdasarkan aturan Bergmann, perubahan ini terjadi pada tige perempat mamalia Bumi.
Namun, perdebatan masih muncul, apakah perubahan ini terjadi karena pengaruh perubahan temperatur secara langsung ataukah dikarenakan akibat tidak langsung seperti ketersediaan makanan dan energi. Atas dasar iniliah Secord dan rekan-rekannya melakukan penelitian.
Sekitar 56 juta tahun yang lalu, suhu Bumi memanas selama fase Paleocene-Eocene Thermal Maximum, atau PETM. Saat itu jumlah karbon dioksida meningkat dan suhu Bumi meningkat secara merata sekitar 5 hingga 10 derajat Celsius. Perubahan ini berakibat langsung pada ukuran tubuh kuda yang menyusut. Sifrhippus Sandrae, hewan yang diperkirakan merupakan kuda pertama di Bumi, ukuran tubuhnya mengalami penyusutan sekitar 30 persen dalam kurun waktu 130,000 tahun.
Dikarenakan lingkungan menjadi lebih kering, dan kadar karbon dioksida meningkat (mempengaruhi tekanan atmosfer dan kandungan nutrisi dalam tumbuhan), Secord dan rekan-rekannya menganggap kenaikan suhu ini juga secara langsung menyebabkan ukuran tubuh Sifrhippus menyusut.
Hasil penelitian ini menjadi sangat menarik apabila dikaitkan dengan kondisi sekarang, saat suhu Bumi bertambah panas akibat pemanasan global. Apakah tubuh manusia, yang juga mamalia akan mengalami penyusutan?
Apabila terjadi, maka hal ini dapat dikaitkan dengan mimpi Malthusian, yang secara singkat menyatakan tubuh manusia yang lebih kecil dapat menyebabkan konsumsi makanan dan kebutuhan energi berkurang sehingga jumlah karbon dioksida juga berkurang yang selanjutnya akan menurunkan dampak dari pemanasan global.
Seandainya benar-benar terjadi, apakah ini akan menjadi dampak positif ataukah negatif, itu akan dikembalikan pada umat manusia. (PopSci) (MN/Ade Sulaeman)
0 comments:
Post a Comment