Home » » WISATA: Kerukunan Beragama di Gua Maria Kerep

WISATA: Kerukunan Beragama di Gua Maria Kerep


Setelah kemarin jalan-jalan di Goa Rong [Baca: Goa Rong, Karya Alam Dalam Genggaman], kali ini kira-kira kita bakalan kemana ya? Masih dalam program Exploring Kabupaten Semarang ya. Usai menjelajah Kecamatan Tuntang, kali ini dua member DMY masih bakalan nemenin Sahabat DMY untuk menikmati Daya Tarik Wisata di Kecamatan Ambarawa. Tempat ini masuk kategori tempat wisata religi. Yuk langsung aja kita lihat!

Gua Maria Kerep Ambarawa (GMKA) atau yang dikenal dengan Gua Kerep bukanlah nama yang asing lagi di telinga umat Katolik Keuskupan Agung Semarang (KAS). Bahkan sejak beberapa tahun terakhir, nama Gua Kerep juga mulai diakrabi oleh umat dari berbagai keuskupan di Indonesia.
Lokasinya cukup strategis, tak jauh dari jalan raya Semarang - Magelang, yakni di Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang. Dari arah Semarang, GMKA cuma berjarak 900 meter dari jalan raya Semarang. Bagi peziarah yang baru pertama kali berkunjung ke gua ini, cukup mengikuti petunjuk papan nama yang berada di seberang jalan depan Terminal Ambarawa. Atau tepatnya di sebelah kanan SD Pangudi Luhur Ambarawa atau sebelah Timur SMP Pangudi Luhur Ambarawa kemudia ke arah utara.

Hawa sejuk dan pesona alam yang menawan selalu menyambut setiap kehadiran peziarah. Hamparan hijau sawah serta pepohonan di kaki Gunung Ungaran terasa begitu ramah dalam mengantarkan setiap hati menuju alam surgawi Gua Maria Kerep Ambarawa.
Gemericik air di parit dan nyanyian burung memberi pesona tersendiri dan memberi suguhan alam sebelum memasuki kedamaian GMKA. Keberadaan kios-kios souvenir seakan tak mampu menembus kedamaian dan ketenangan area Gua Maria Kerep Ambarawa. Hening, hening, dan hening. Itulah yang dialami oleh setiap hati peziarah.
Hendy DMY berada di depan Rumah Kaca GMKA

"Rasanya tuh adem kalau nyampe sini." ujar Hendy DMY.
Untuk bisa sampai ke kompleks GMKA, ada beberapa sarana yang bisa dipergunakan oleh para peziarah. Peziarah bisa menggunakan mobil atau motor; angkutan desa, andong (delman), atau bisa meminta bantuan jasa dari para tukang ojek. Bus besar hanya bisa sampai di Terminal Ambarawa, dari terminal, peziarah bisa mencapainya dengan berjalan kaki. Selain tak terlalu jauh, dengan berjalan kaki akan terasa lebih khidmad sembari melakukan tirakat atau mati raga. Bus 3/4 bisa masuk ke area parkir GMKA.
Setelah lebih dari setengah abad berdiri, kini GMKA tak pernah sepi dari para peziarah. Nyaris setiap saat dari pagi hingga malam, selalu saja didatangi peziarah sekalipun di luar Bulan Maria yang jatuh pada Bulan Mei dan Oktober.

"Alternatif wisata gratis kali ya ini, tapi harus ingat jangan mengotori DTW, jangan berisik." ujar Riyanti DMY.

Berbagai doa dan harapan didaraskan peziarah di tempat ini. Selain itu, tak sedikit pula yang sekadar berucap syukur atas terkabulnya permohonan. Ada pula yang datang cuma sekadar untk mencari ketengan batin.
GMKA rupanya tak hanya dikunjungi oleh orang Katolik. Pemeluk agama dan kepercayaan lain pun turut menimba ketenangan dan kedamaian hati disini. Kebanyakan dari mereka akhirnya mengakui bahwa ada keheningan tersendiri di kompleks GMKA.

"Jadi nggak usah heran kalau ada orang berjilbab tapi datang kesini karena memang nggak hanya untuk berdoa bagi umat Katolik namun ada taman yang indah untuk berfoto. So, disini bisa dilihat kalau memang ada kerukunan dalam beragama nggak ada namanya beda-bedakan agama. Yang apsti saling menghargai yang berdoa dan berfoto." jelas Hendy DMY.  Tak hanya itu menurut Mas Duta Wisata Kabupaten Semarang 2014 ini, umat agama lainpun bisa mengenal sosok Yesus di tempat ini dengan melihat gambaran cerita lewat patung dan juga Jalan Salib.

Singkat cerita Gua Maria Kerep Ambarawa (GMKA) termasuk pendahulu bagi munculnya gua-gua Maria di Indonesia setelah Gua Maria Sendangsono di Kabupaten Kulonprogo (DIY) dan Gua Maria Sriningsih di Kabupaten Klaten Jawa Tengah.
Gua yang didirikan tahun 1954 ini lahir dengan sejarah yang sangat sederhana dan juga tidak berdasarkan suatu penampakan.

Meski demikian gua ini tak dapat dikatakan terjadi secara kebetulan. Semuanya terjadi pasti karena kehendak Tuhan yang sudah mempunyai rencana bagi umat manusia di Ambarawa khususnya dan di seluruh Indonesia pada umumnya.
Kelahiran GMKA tak bisa lepas dari seorang berwarganegara Belanda yang bertugas sebagai pengelola perkebunan di sekitar Ambarawa yang telah mempersembahkan tanah dan rumahnya kepada Gereja. Oleh Gereja tanah dan rumah ini diberikan kepada Kongregasi Bruder Para Rasul atau Bruder Apostolik.

Tempat ini tidak hanya menyediakan tempat untuk hening sejenak memanjatkan doa namun juga terdapat toko cinderamata, tempat makan bahkan tempat menginap.

"Sekarang tempat ini makin keren pokoknya tapi tetap sejuk udaranya, mungkin emang konsep tempat ini ditujukan untuk merilekskan diri dari semua hal dan biar fokus berdoa." imbuh Hendy DMY.

Nah, Sahabat DMY yang ingin wisata namun uang tipis, nggak ada salahnya kok buat wisata di Gua Maria Kerep Ambarawa. Setelah ini kira-kira bakal kemana lagi ya?
Masih banyak DTW di Kabupaten Semarang yang keren abis, kalau bukan kita sendiri yang explore dan memperkenalkan kepada dunia, siapa lagi? Sampai Jumpa ya di Exploring Kabupaten Semarang selanjutnya ya, jangan lupa datang di Surganya Jawa Tengah! (MN/Fan/Bs)
Share this article :

1 comments:

 
Support : FACEBOOK | TWITTER | INSTAGRAM
Copyright © 2008-2016. DMY OFFICIAL - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by DMY OFFICIAL
Proudly powered by Blogger