Dunia bisa dan mampu 100% beralih ke energi bersih. Aksi efisiensi energi mampu menutup biaya peralihan ke energi bersih, mengurangi emisi gas rumah kaca, sekaligus mengatasi ancaman perubahan iklim.

Laporan ini berfokus pada pendayagunaan potensi kelistrikan yang kebutuhannya telah berlipat ganda dalam 40 tahun terakhir. Kebutuhan listrik dunia saat ini masih didominasi oleh energi kotor, yang tinggi emisi karbon. Listrik, menurut IEA, menyumbang 40% dari kebutuhan energi global dan emisi CO2 dunia.
Solusi praktis tersedia. Dengan aksi penghematan dan efisiensi energi, menurut IEA, dunia bisa menutup biaya peralihan ke energi bersih dan membersihkan hampir seluruh pembangkit listrik di bumi pada 2050.
Pernyataan optimistis ini memberikan solusi terhadap masalah pemanasan global dan perubahan iklim, termasuk solusi untuk menekan kenaikan suhu bumi agar tidak melebihi 2 derajat Celcius. Aksi ini juga bisa menjadi upaya bersama untuk mengurangi ketergantungan akan bahan bakar fosil. Menurut IEA, listrik pada masa datang akan menggantikan minyak sebagai sumber energi langsung.
Untuk memastikan peralihan ke energi bersih pada 2050, diperlukan investasi tambahan sebesar US$44 triliun. Kebutuhan pendanaan ini, menurut IEA, akan tertutup oleh aksi efisiensi energi yang nilainya mencapai US$115 triliun.
Namun aksi peralihan ke energi bersih tak bisa menunggu lama. “Semakin lama dunia menunggu, biaya transformasi sistem energi dunia akan semakin mahal,” ujar IEA. Menarik modal atau investasi menjadi kunci keberhasilan peralihan ke energi bersih, termasuk dengan memberikan berbagai dukungan dan kemudahan terhadap investor energi bersih guna menekan risiko. (MN/Hijauku)
0 comments:
Post a Comment