Home » » Renungan dan Makna Perayaan HUT Republik Indonesia

Renungan dan Makna Perayaan HUT Republik Indonesia


Esok, adalah hari yang membuat bangsa ini bangga...hari yang amat berharga dan bersejarah. Ada air mata dan banyak darah tertumpah sampai akhirnya Indonesia merdeka. Sudah tradisi tiap tahun untuk melakukan beberapa perlombaan dalam merayakan HUT Republik Indonesia yang jatuh setiap tanggal 17 Agustus. Namun karena tahun ini bertepatan dengan bulan puasa maka perlombaan-perlombaan yang biasanya dirayakan mungkin akan ditunda sampai tahun depan. Kecuali perayaan sederhana yang tidak butuh keluar energi banyak.
Sebagian orang menganggap perlombaan itu tidak penting karena yang tertulis di buku juga bahwa generasi penerus seharusnya mengisi kemerdekaan itu dengan pembangunan. Selama ini kita telah sibuk membangun, namun sebagian orang juga sibuk meruntuhkan. Terkadang ada rasa malu dan rasa tidak pantas dengan perayaan-perayaan hasil jerih payah para pahlawan bangsa ini.  Sampai sesekali terbersit pertanyaan, pantaskah kami layak disebut anak bangsa?, anak bangsa yang bagaimanakah kami ini? Apa yang sudah kami beri untuk bangsa dan negara ini?. Apakah kalau pak Soekarno dan pak Hatta masih hidup beliau tidak akan menangis dengan bangsa ini?. Kalau pak Soekarno dan pak Hatta masih hidup pasti telah saya kirimi surat pengaduan yang memuat siapa-siapa saja yang masuk daftar KKN. Dan kita akan berseru pada mereka, " pak ternyata masih banyak yang menjajah kita!".
Namun apapun pikiran, perasaan pesimis dan kekecewaan terhadap diri sendiri sebaiknya ditanggalkan pada hari HUT ini, harus tetap ceria meskipun hati kita menangis. Perlombaan yang nampaknya tidak ada artinya, kelihatan seolah hanya menghabiskan dana belaka dalam hura-hura tak jelas sebenarnya ada makna dan manfaat yang bisa kita dapat di dalamnya.
Dalam acara perayaan, kita akan bersatu padu....menjunjung tinggi nilai persatuan dan kesatuan dalam memenangkan tim. Masyarakat yang berbeda-beda ras, dan latar belakangnya akan bersama-sama terjun ke lapangan yang mau tidak mau akan saling berjabat tangan. Saat perlombaan panjat pinang, disitulah saatnya kita boleh menginjak pundak dan kepala teman. Kapan lagi coba?, di saat itulah simiskin akan merasa ia bisa juga menginjak dan mengungguli yang kaya.
Persatuan, kesatuan akan tergalang lewat perlombaan yang nampak konyol namun sarat makna. Ada kesamaan hak, keadilan tergalang juga di dalamnya. Dan di situlah saatnya kita merasa kalau pepatah " bersatu kita teguh bercerai kita runtuh" memang benar adanya. (MN/Elsa)
Share this article :

0 comments:

Post a Comment

 
Support : FACEBOOK | TWITTER | INSTAGRAM
Copyright © 2008-2016. DMY OFFICIAL - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by DMY OFFICIAL
Proudly powered by Blogger