Home » » WISATA: Benteng Willem Saksi Bisu Masa Penjajahan

WISATA: Benteng Willem Saksi Bisu Masa Penjajahan


Sahabat DMY, tau nggak sih keberadaan Benteng menjadi salah satu saksi bisu dari hebat dan panjangnya sejarah yang telah dilalui bangsa ini. Penjajah yang bercokol menguasai tanah air, perang demi perang yang berkecamuk, juga sederet musibah alam turut membentuk negeri ini menjadi seperti saat ini. Seandainya setiap peninggalan dapat berkata-kata, pastilah jutaan cerita akan terkuak menjadi lebih dari sekedar memori. Nah setelah kemarin kita Merasakan Sensasi Kereta Api Ambarawa  episode #Wisata kali ini kita bakalan mampir di Benteng Willem I yang lebih dikenal dengan Benteng pendem Ambarawa, Kabupaten Semarang yang sempat menjadi perhatian masyarakat Jawa Tengah akhir-akhir ini nih Sahabat DMY. Pasalnya, benteng tersebut menjadi salah satu lokasi syuting film Soekarno garapan sutradara HanungBramantyo.
Bagian benteng yang menjadi lokasi syuting adalah Lapas kelas II.Salah satu adegannya adalah saat Bung Karno yang diperankan Aryo Bayu berpidato di hadapan para petani yang berjumlah 500 orang di tahun 1920-an.
Benteng pendem memang menjadi lokasi yang pas untuk suasana zaman itu. Benteng pendem sendiri menyimpan riwayat yang sangat panjang. Di salah satu gedung bagian benteng mencantumkan tahun pembuatannya yaitu tahun 1834-1847. Dari sini terlihat, benteng dibuat setelah Perang Diponegoro, sebuah perang besar di Tanah Jawa.
Tak hanya itu bahkan Hendy DMY juga sempat melakukan sesi foto ditempat tersebut.
Menurut beberapa sumber, benteng dibangun oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda Johannes van den Bosch. Nama Willem diambil darinama raja Belanda waktu itu yaitu Raja William I (1772–1843).
Semula pemerintahkolonial Belanda membangun benteng di Salatiga bernamaBenteng De Hersteller. Selanjutnya, fungsi benteng De Hersteller digantikan oleh Benteng Willem I. Menurut riwayatnya, benteng berfungsisebagai titik pertemuan bagi tentara Hindia Belanda untuk menghimpun kekuatan dalam rangka melawan pemberontakan berskala besar.
Benteng yang menempati lahan seluas lebih dari 3 hektar ini berbentuk kotak dan di beberapa bagian berlantai dua. Semula beberapa bangunan utama benteng ddigunakan untuk kantor dan rumah para pimpinan. Di sana ada pula tempat untuk gudang mesiu, empat menara pengintai di tiap sudut, garasi untuk tank dan penjara.
Di masa Jepang, bentengjugadimanfaatkan untuk penjara., begitu puladi masa kemerdekaan.Masa tahun 70-an, benteng dimanfaatkan untuk tempat tahanan politik G30S PKI dan lapasuntuk para pelaku tindakan kriminal.Kala itu, keluarga pegawai LP dan CPM yang menjaga tapol juga tinggal di sana. Ketika tapol bebas, benteng menjadi lapas kelas IIA.
Area benteng dikelilingi pagar kawat berduri. Di masa itu, sekeliling benteng banyak ditanami pohon mahoni.
Benteng yang dibuat dari bata merah nan kokoh itu, sayangnya sekarang ini tampak tidak terawat. Semak-semak liar dan rerumputanbanyak tumbuh. Banyak pula bangunan yang sudah rusak tergerus zaman karena tidak ada perawatan. Hanya ruang kantor yang masih dirawat. Dan beberapa bagian benteng tampak ditutup rapat dengan semen, dan dijadikan sarang burung walet. Kabarnya, sarang burungwalet ini sebagian diekspor ke Cina.
Meski perawatannya kurang, sesekali benteng mendapat kunjungan wisatawan yang ingin menyaksikan eksotisme gedung. Benteng juga menjadi obyek foto yang memikat para fotografer. Nah gimana kalian juga pengen foto-foto seperti Hendy DMY sambil mencari tahu sejarah benteng tersebut? Yuk Sahabat DMY langsung saja datang ke Ambarawa, Kabupaten Semarang. (MN/Aryanto Wijaya/Henry/Bs)

Salah satu foto Hendy DMY di Benteng Willem.

Hendy DMY Saat melakukan sesi foto di Benteng Willem.

Jalan masuk menuju Benteng Willem.



Share this article :

0 comments:

Post a Comment

 
Support : FACEBOOK | TWITTER | INSTAGRAM
Copyright © 2008-2016. DMY OFFICIAL - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by DMY OFFICIAL
Proudly powered by Blogger