Home » » Menghitung Risiko Pemanasan Global

Menghitung Risiko Pemanasan Global

Satu dari sepuluh penduduk bumi akan hidup di wilayah paling berisiko (hot spots) pada akhir abad ini jika konsentrasi emisi gas rumah kaca semakin tak terkendali. Wilayah Amazon, Mediterania dan Afrika Timur akan menjadi wilayah yang paling banyak mengalami perubahan akibat pemanasan global dan perubahan iklim.
Berbagai skenario bisa terjadi mulai dari gagal panen, kekeringan, kerusakan ekosistem hingga gangguan kesehatan. Semua ini tidak hanya menimbulkan bencana lingkungan namun juga memicu krisis kemanusiaan. Hal ini terungkap dalam hasil penelitian Potsdam Institute for Climate Impact Research (PIK) yang dirilis awal bulan ini (2/7).
Penelitian yang telah diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS) ini adalah yang pertama yang mengidentifikasi wilayah-wilayah berisiko bencana (hotspots) akibat perubahan iklim dari berbagai macam sektor.
“Pemanasan global berdampak lintas sektoral, meningkatkan beban hidup penduduk di wilayah yang terkena dampaknya,” ujar Franziska Piontek peneliti dari Potsdam Institute for Climate Impact Research yang memimpin penelitian ini. “Dampak lintas sektoral ini dirasakan baik oleh negara maju maupun negara berkembang.”
“Kami meneliti salah satunya mengenai ketersediaan air dalam 30 tahun terakhir,” ujar Qiuhong Tang, ilmuwan dari Chinese Academy of Sciences yang turut menyusun laporan ini. “Kami membagi ketersediaan air dalam tiga periode terkering. Proyeksi kami menemukan, rata-rata ketersediaan air di ketiga periode tersebut berada di bawah normal akibat perubahan iklim dan pemanasan global. Kondisi ini sangat parah (severe). Apa yang saat ini dilihat sebagai kondisi yang ekstrem akan menjadi sesuatu yang biasa pada masa datang.”
“Peningkatan suhu bumi walau sedikit akan berdampak besar pada petani kecil, dampak yang tidak bisa mereka tanggung,” ujar Alex Ruane, ilmuwan dari NASA Goddard Institute for Space Studies yang turut menyusun laporan ini.
Analisis lintas sektoral ini membuang peluang untuk mengurangi risiko pemanasan global dengan memroyeksikan, misalnya, hasil panen pada masa datang secara lebih komprehensif dengan mengenali asumsi dalam studi perubahan iklim dan dampaknya terhadap masyarakat. Tim peneliti lalu menyimpulkan skenario terburuk berdasarkan 10% hasil analisis yang paling berisiko menurut perhitungan komputer. Hasilnya hampir semua wilayah berpenduduk akan terkena dampak perubahan iklim dan pemanasan global. (MN/Hijauku)
Share this article :

0 comments:

Post a Comment

 
Support : FACEBOOK | TWITTER | INSTAGRAM
Copyright © 2008-2016. DMY OFFICIAL - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by DMY OFFICIAL
Proudly powered by Blogger