Home » » Menjaga Lahan-Lahan Basah Tersisa

Menjaga Lahan-Lahan Basah Tersisa


Flowers, lake, mountain - Adam Baker
Dunia telah kehilangan 64% lahan basah sejak tahun 1900. Sebanyak 76% populasi hewan dan tumbuhan air tawar juga telah musnah dalam 40 tahun terakhir. Laporan WWF berjudul “Living Planet” menegaskan, tingkat kerusakan ini lebih tinggi dibanding ekosistem yang lain.
Guna meningkatkan kepedulian terhadap lahan basah, dunia memeringati Hari Lahan Basah Sedunia atau World Wetland Day setiap tanggal 2 Februari. Tahun ini tema Hari Lahan Basah Sedunia adalah “Wetlands for our future” atau “Lahan Basah untuk masa depan kita”.
Menurut berita Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa, masih terlalu sedikit
masyarakat yang menyadari pentingnya jasa dan manfaat yang diberikan oleh lahan basah bagi manusia dan bumi. Jasa lahan basah yang paling penting adalah menyediakan air bersih untuk kebutuhan kita sehari-hari.
Lahan basah juga berperan penting dalam menyediakan pangan bagi penduduk. Beras adalah makanan utama tiga miliar penduduk dunia. Beras dihasilkan dari padi yang ditanam di lahan basah.
Rata-rata penduduk dunia mengonsumsi 19 kg ikan setiap tahun. Dan sebagian besar ikan yang dijual dan dikonsumsi oleh manusia berkembang biak di wilayah pesisir dan muara. Dan sebanyak 70% air tawar yang dikonsumsi dunia, dipakai untuk irigasi pertanian.
Menurut UNEP, lahan basah juga memiliki fungsi mulia lain. Lahan basah memurnikan air dan menyaring limbah dan bahan kimia berbahaya seperti pupuk dan pestisida. Lahan basah juga menyerap logam berat dan racun yang berasal dari limbah industri.
Contoh, Rawa Nakivubo di Kampala, Uganda menyaring air limbah rumah tangga dan industri yang setara dengan lokasi pengolahan limbah berbiaya $2 juta per tahun.
Lahan basah juga berfungsi sebagai spons alami yang mampu menyerap air, mengendalikan banjir yang sering terjadi di berbagai wilayah di Indonesia. Pada saat yang sama, lahan basah juga menyimpan air saat kekeringan melanda.
Dari sudut pandang ekonomi, lahan basah juga menyediakan lapangan kerja dan produk bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Sebanyak 61,8 juta penduduk dunia bergantung kehidupannya dari industri perikanan. Kayu untuk bahan bangunan, minyak goreng (lahan basah banyak dibuka untuk perkebunan sawit), tanaman obat, makanan ternak juga berasal dari lahan basah.
Fungsi yang terpenting adalah peran lahan basah dalam menjaga masa depan anak cucu kita. Lahan gambut – yang juga merupakan lahan basah – adalah lahan yang kaya akan karbon. Lahan gambut menyerap karbon dua kali lipat lebih banyak dari seluruh hutan di bumi. Sehingga peran lahan gambut dalam mencegah perubahan iklim menjadi sangat penting.
Lahan basah dalam bentuk hutan mangrove juga bisa melindungi wilayah pesisir dari gelombang air laut dan erosi. Data dari UNEP menyebutkan, jika semua manfaat di atas dihitung nilai keekonomiannya, nilai manfaat dari lahan basah di seluruh dunia bisa mencapai $15 triliun.
Namun jika lahan basah rusak, dunia akan menderita kerugian ekonomi mencapai $42 miliar per tahun. Hutan mangroves yang kaya akan karbon misalnya, mengalami kerusakan 3-5 kali lipat lebih cepat dibanding hutan di darat. Sehingga rawa, setu, danau yang ada di sekitar kita harus dijaga demi kelestarian lingkungan Indonesia. (MN/Hijauku)
Share this article :

0 comments:

Post a Comment

 
Support : FACEBOOK | TWITTER | INSTAGRAM
Copyright © 2008-2016. DMY OFFICIAL - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by DMY OFFICIAL
Proudly powered by Blogger