Bakar Sampah Perparah Polusi Dunia
Kebiasaan membakar sampah sembarangan memerparah polusi udara di seluruh dunia. Dampaknya lebih berbahaya dibanding yang diperkirakan sebelumnya. Hal ini terungkap dari penelitian National Center for Atmospheric Research (NCAR) yang diterbitkan Senin (26/8).
NCAR memerkirakan sebanyak lebih dari 40% sampah dunia dibakar dengan sembarangan melepas gas, partikel dan menimbulkan polusi udara yang berpengaruh pada kesehatan dan perubahan iklim.
Penelitian baru ini memberikan perkiraan dasar jumlah polutan yaitu partikulat, karbon monoksida dan merkuri yang dihasilkan oleh pembakaran sampah per negara. Polutan-polutan tersebut telah terbukti berdampak serius terhadap kesehatan. Tim peneliti dari NCAR juga memerkirakan jumlah emisi CO2 yang dihasilkan dari praktik pembakaran ini.
Tidak seperti pembakaran menggunakan alat pembakar sampah (incinerator), emisi yang dihasilkan dari praktik pembakaran terbuka (open burning) ini seringkali dilupakan dalam penghitungan polusi udara. Karena dilupakan, belum banyak kebijakan yang mengatur praktik pembakaran terbuka ini.
Menurut Christine Wiedinmyer, peneliti dari NCAR yang memimpin riset ini, sebanyak 1,1 miliar ton atau 41% dari sampah dunia dibakar secara serampangan setiap tahun.
Negara-negara yang paling banyak menghasilkan sampah adalah negara-negara berpenduduk padat dengan tingkat pembangunan ekonomi yang berbeda yaitu: China, Amerika Serikat, India, Jepang, Brasil dan Jerman. Namun penelitian ini menyimpulkan, negara-negara dengan emisi terbesar dari pembakaran sampah adalah negara berkembang dengan penduduk yang padat seperti: China, India, Brasil, Meksiko, Pakistan, dan Turki.
Dengan menganalisis pola konsumsi masing-masing negara, tim peneliti bisa memerkirakan tipe dan jumlah polutan dari aktivitas pembakaran ini.
Tim peneliti menyimpulkan, emisi yang dihasilkan dari pembakaran ini setara dengan 29% dari polusi partikulat (dengan diameter kurang dari 2,5 mikron) yang dilaporkan, 10% polusi merkuri dan 64% polusi gas PAH (polycyclic aromatic hydrocarbons).
Semua jenis polutan di atas berdampak signifikan pada kesehatan, memicu menurunnya fungsi paru-paru, kelainan syaraf, kanker dan serangan jantung. Dampak polusi ini terhadap krisis iklim juga tidak kalah signifikan. Emisi dari pembakaran terbuka ini menurut tim peneliti menyumbang 5% dari emisi tercatat yang dihasilkan oleh manusia (setara dengan target pemangkasan emisi bahan bakar fosil yang digariskan oleh Protokol Kyoto). (MN/Hijauku)
Related Articles
Kalau kamu suka artikel DMY Official Klik Disini, atau berlangganan untuk menerima konten yang lebih besar persis seperti itu.
0 comments:
Post a Comment