Home » » Kenapa di Hari Natal Harus ada Pohon Natal?

Kenapa di Hari Natal Harus ada Pohon Natal?


Setiap menjelang ataupun saat hari Natal tiba, tiap rumah orang yang merayakan Natal, pasti ada pohon cemara yang dihias dengan lampu-lampuan.

Walaupun keliatannya cuma pohon biasa, konon katanya pohon Natal itu mahal. Yang kecil aja harganya bisa ratusan ribu, atau bahkan jutaan kalo pernak-perniknya banyak. Padahal, dipakenya cuma setaun sekali. Selang sebulan dari taun baru juga udah nggak ada. Lantas, timbul pertanyaan:

Kenapa di hari Natal harus ada pohon Natal dan pohonnya cemara?

Pada zaman dulu, hiduplah saudagar yang terkenal akan kepintarannya di benua Eropa, sebut saja, Karno. Tidak tanggung-tanggung, saking pintarnya, Karno meraih Sotoy Awards dalam kategori orang terpintar. Beliau juga diberi gelar sebagai sesepuh desa pada masa kejayaannya. Seluruh warga selalu nurut dengan apa yang beliau katakan.

Beliau selalu tertarik untuk meneliti fenomena-fenomena yang terjadi pada alam ini. Terakhir, topik penelitian beliau yang berhasil mendapatkan nobel perdamaian adalah: Why Mother-Mother always klakson-klakson even the car is still 500 metre from her Motorcycle?

Di suatu malam, tepatnya tanggal 25 Desember, Karno mengkritisi tentang pepohonan. Beliau berpikir, mengapa pepohonan nggak ditanam di dalam ruangan aja? Kenapa di luar? Manusia kan lebih sering berada di ruangan? Sedangkan pohon dibutuhkan manusia untuk menghasilkan oksigen.

Karno langsung gerak cepat. Beliau langsung mencoba berbagai pepohonan pada hari itu juga. Pertama, dia mencoba pohon jambu, tapi ternyata beberapa bulan kemudian, rumahnya jadi banyak semut rang-rang. Kedua, dia mencoba pohon rambutan, tapi ternyata setelah pohonnya berbuah, banyak anak kampung yang malingin buahnya. Sontak dia melihat pohon cemara yang terletak tidak jauh dari depan rumahnya.

“Boljug nih pohon” katanya, kalem. Dia pun menebangnya lalu menaruhnya di ruang tamu.

Dia melihat pohon cemara tidak seperti pohon-pohon sebelumnya. Pohon cemara tidak mendatangkan semut, juga anak kampung. Buat apa juga anak kampung malingin ranting pohon.

Berhari-hari dia pandangi pohon cemara tersebut. Dia pun bergumam. “Ini pohon kurang kece nih, harus ditambahin sesuatu.” Beliau bergegas pergi ke toko elektronik, lalu membeli beberapa lampu, dan memasangnya di pohon cemara.

Beberapa hari kemudian, anak kampung yang biasanya malingin rambutan pun datang buat maling. Mereka bingung. Kenapa pohon rambutannya nggak ada. Kenapa yang ada malah pohon cemara yang dikasih lampu.

“Ya ampuun, pohonnya keren banget ya teman! Cantik! Warga lain harus tau! Ini penemuan pak Karno yang terbaru!” saut salah seorang dari geng maling rambutan.

Mereka pun berbondong-bondong menyebarkan berita ini lewat TOA Posyandu. Warga pun langsung nurut, begitu tau ini hasil penelitiannya pak Karno. Karena buat mereka, apapun hasil penelitian pak Karno, pasti bermanfaat baik.

Mulai sejak saat itu sampai sekarang, setiap tanggal 25 Desember, warga pun memasang pohon cemara berlampu alias pohon natal.

Itulah sejarah pohon Natal yang gue himpun informasinya dari adik-adik TK Salero Bundo. Nah, sekarang udah nggak penasaran lagi kan? Gue sih, masih penasaran. (MN/Satria Ramadan)
Share this article :

0 comments:

Post a Comment

 
Support : FACEBOOK | TWITTER | INSTAGRAM
Copyright © 2008-2016. DMY OFFICIAL - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by DMY OFFICIAL
Proudly powered by Blogger